Banyaknya kisah
sukses di balik sepak terjang wirausahawan tak pelak membuat orang tertarik berkecimpung
di dalamnya. Akan tetapi, pada kenyataannya memulai usaha memang tak semudah
membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang menuntut pelakunya pantang
menyerah dalam memasarkan barang dagangan agar tidak tenggelam di tengah
persaingan. Selain perkara modal, kejelian melihat peluang pun menjadi faktor
penting dalam memulai usaha. Penting diingat bahwa di samping menggapai
kesuksesan, bisnis juga bertujuan membantu masyarakat dengan memberikan solusi
yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhannya, ujar Laksita Utama Suhud,
konsultan bisnis di Business Wizards Consulting.
Tak dapat
dipungkiri, seorang pemula memang harus memperbanyak referensi agar terhindar
dari kesalahan-kesalahan yang dapat memperlambat atau bahkan mematikan laju
pertumbuhan bisnis. Nah, menurut Laksita, terdapat tiga jebakan wirausaha yang
seringkali ditemui para pebisnis. Yuk, simak bersama uraian dari business and
marketing consultant ini.
Menghindari pesaing
Memilih produk
untuk bisnis membutuhkan begitu banyak perhitungan. Sebelum Anda memutuskan
jenis barang atau jasa yang akan ditekuni, ketahui terlebih dahulu atmosfer
bisnis dari masing-masing produk. Kecenderungan pemula dalam memilih bidang
usaha biasanya mencari lahan yang tidak ada kompetitor. Mereka mencari aman dan
terjebak di penjualan barang atau jasa yang tidak dibutuhkan pasar dalam jumlah
besar, ujar penulis buku Start Up Business Wizard ini. Laksita
menambahkan, dengan memilih produk yang tidak dibutuhkan pasar dalam jumlah
banyak, berarti waktu yang diperlukan untuk mengembangkan usaha semakin
panjang. Memilih produk memang cukup rumit. Di satu sisi, berbisnis dalam
bidang yang langka membuat hati tenang karena minimnya pesaing. Namun di sisi
lain, pebisnis membutuhkan kesabaran karena produk yang dijual bukan barang
primer masyarakat. Sementara ketika memilih produk yang dibutuhkan pasar dalam
jumlah yang banyak, Produk yang memiliki peluang bagus untuk dijual pasti
memang ramai akan persaingan, namun permintaan masyarakat pun sudah jelas ada,
tambahnya seperti dilansir Tabloid Nova.
Contoh, Anda
ingin membuat usaha di wilayah dekat kampus yang ramai akan mahasiswa. Toko
alat tulis serta aneka jenis makanan tentu sudah marak, namun target pemasaran
sudah jelas karena Anda menjual barang yang selalu mereka butuhkan. Berbeda
jika Anda memutuskan membuka pet shop. Meskipun hanya satu-satunya di wilayah
itu, namun gairah konsumsi terhadap produk tersebut terbatas pada golongan
tertentu serta intensitasnya tidak terlalu tinggi.
Mudah merasa puas
Ketika seseorang
sudah memilih bidang yang akan ditekuni, selanjutnya ia mencari cara agar
produk yang ia jual mampu mencuri hati konsumen. Ingat, pasar selalu mencari
yang terbaik. Maka pebisnis harus memiliki keunggulan bersaing, kata Laksita. Keunggulan
kompetitif ini, biasanya luput dari pebisnis yang hanya memusatkan perhatian
kepada usahanya, tanpa ikut memperhatikan geliat bisnis lain yang ada di
sekitarnya. Maka, kesalahan kedua pebisnis adalah mudah merasa puas dengan
pencapaiannya sehingga tidak memiliki keunggulan kompetitif yang membuat
pelanggan kembali mengonsumsi barang yang ditawarkan. Pasalnya seperti prinsip
ekonomi, masyarakat akan memilih mengeluarkan uang sekecil-kecilnya untuk
manfaat yang sebesar-besarnya. Maka untuk mendapatkan konsumen tetap, ada
beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam berbisnis. Unsur tersebut meliputi
product, price, place, promotion, dan people, yang lebih baik dibandingkan
tempat lain. Kita harus memiliki produk yang lebih baik, dilihat dari
penyajian, bahan baku, ataupun keunikannya. Akan lebih baik jika kita
mengembangkan apa yang sudah banyak di pasaran, ujar Laksita.
Laksita juga
menjabarkan bahwa masalah harga (price) pun harus kompetitif. Dengan produk
yang lebih unggul, kita harus mencermati sehingga harga yang ditetapkan sesuai
dengan produk yang kita tawarkan.
Sementara dari
segi tempat (place), yang perlu diperhatikan bukan hanya memilih tempat
strategis yang dilewati banyak calon pembeli, tapi juga bagaimana wirausahawan
memperhatikan konsep ruang bisnis yang unik dan membuat nyaman konsumen.
Bagaimana
melakukan promosi yang baik? Kuncinya adalah membuat calon pembeli menjadi
pembeli, dan dia yang sudah membeli menjadi langganan bahkan memberi tahu
teman-temannya untuk datang, ujar Laksita. Ingat, pelanggan yang puas, dapat
menjadi aset promosi terbaik untuk usaha Anda. Terakhir adalah better people.
Inti dari poin ini adalah bagaimana memperbaiki jasa pelayanan yang dapat
membuat konsumen puas dan nyaman. Karena apabila keempat unsur tadi sudah bagus
tapi pelayanannya tidak memuaskan, bisa-bisa pembeli tidak ingin kembali lagi,
tukas Laksita. Untuk hal-hal tersebut, sudah sepatutnya pebisnis tidak merasa
cepat puas agar terus ada keinginan untuk mengembangkan dan membuka bisnisnya
lebih baik.
Tidak gigih
Jika hal-hal yang
penting dilakukan dalam bisnis sudah dilaksanakan namun usaha Anda tak kunjung
menunjukkan pertumbuhan, Laksita mengatakan, bisa jadi kesalahannya ada pada
kegigihan Anda. Jebakan yang ketiga adalah jika kita merasa semua yang kita
lakukan cukup dan tidak perlu massive action, pungkasnya. Ia mengatakan, banyak
pebisnis yang sekadar ingin memiliki usaha namun tidak memiliki niat untuk
mengembangkannya. Indikator sukses itu high sales. Jika usaha tak kunjung
berkembang, penjualan atau permintaan dari konsumen tidak kunjung tinggi,
padahal Anda sudah menawarkan produk, harga, tempat, dan faktor lain yang
bagus, berarti Anda kurang ngotot dalam usaha, tambahnya. Pasalnya, ia
menambahkan, pebisnis tidak bisa setengah-setengah. Jiwa bisnis dan keinginan
untuk sukses, harus ditanamkan penuh dalam diri sebelum memulai usaha. (as)
Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/
0 komentar:
Posting Komentar