Kamis, 08 Mei 2014

 08.27      No comments
Teknologi
            Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan hal-hal fisik dan prosedur yang digunakan untuk memperoduksi barang dan jasa. Pengetahuan adalah pemahaman dan pertimbangan mengenai kapan, bagaimana, dan mengapa memberdayakan peralatan dan prosedur, hal-hal fisik adalah perlengkapan dan peralatan, sedangkan prosedur adalah peraturan dan teknik untuk mengoperasikan peralatan dan mengerjakan pekerjaan. Teknologi tidak dapat muncul begitu saja, namun terbentuk dalam jaringan pendukung yang mengelilinginya. Jaringan pendukung meliputi hubungan fisik, internasional, dan organisasional yang membuat teknologi tersebut lengkap dan menjadikannya berfungsi seperti yang dikehendaki.
            Dewasa ini para manajer harus mempunyai pengetahuan tentang teknologi yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan yang mereka pimpin. Menurut pandangan lama manajer harus tahu atau mengetahui apa yang dapat dilakuan oleh teknologi, termasuk kemungkinan biaya dan kinerjannya. Sedangkan menurut pandangan baru, pengetahuan terhadap teknologi semacam itu saja tidak cukup, manajer yang efektif harus juga mengetahui bagaimana teknologi bekerja dan segala sesuatu yang terjadi dengan teknologi. Dalam perusahaan apapun, manajer tidak akan efektif apabila hanya duduk dibelakang meja, jauh dari teknologi yang mendukung perkembangan perusahaan hal ini bisa berakibat pada daya saing perusahaan untuk menghadapi kompetisi yang lebih sulit di masa yang akan datang. Manajer harus menyisihkan waktunya untuk mempelajari teknologi yang terus berkembang dan pada saat yang sama harus mengembangkan teknis dalam perusahaan.
            Teknologi merupakan salah satu factor pendorong paling penting untuk bergerak pada kompetisi global, sebagaimana ditunjukkan pada penelitian-penelitian terdahulu. Perusahaan yang mau berinvestasi pada teknologi baru cenderung mempunyai daya saing yang kuat dilihat dari posisi keuangan, manajemen dan operasinya dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang tidak melakukan alih teknologi. Suatu penelitian pada perusahaan-perusahaan besar di Amerika menunjukkan bahwa peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk teknologi sejalan dengan profitabilitas dan pengenalan produk baru (Steel, 1998: 17).
            Penelitian lain menunjukkan bahwa lebih dari 1300 perusahaan di eropa, jepang, dan amerika yang memfokuskan pada pengembangan teknologi informasi menunjukkan hasil adanya hubungan yang kuat antara kinerja keuangan dengan inovasi teknologi (Roth, 1996 : 16). Bahkan perusahaan kecil yang memiliki pengetahuan teknologi dan menggunakan komputer yang berbasis pada teknologi informasi akan mencapai keunggulan kompetitif yang lebih kuat (Lefabvre, Langley, dan Harvey 1992: 24).
            Pilihan teknologi tinggi tidak selalu merupakan solusi tepat bagi permasalahan operasional. Uji kelayakan terhadap perubahan teknologi meliputi keunggulan bersaing dengan tolak ukkur biaya, penjualan, kualitas, waktu pengiriman, persediaan dan lingkungan perusahaan. Analisis keuangan, kebijakan yang mengikutinya erat kaitannya dengan prioritas persaingan dan kompentensi utama. Teknologi berkembang sangat cepat dan banyak jenisnya, manajer perlu membuat keputusan yang tepat dengan segala informasi yang ada strategi penggunaan teknologi tidak hanya mengenai pilihan teknologi, tetapi juga mengenai keputusan apakah organisasi akan menjadi pemimpin (leader) atau challenger (penentang) atau follower (pengikut) dalam perubahan teknologi dan bagaimana menghadapi adanya teknologi baru ketika kondisi keuangan perusahaan tidak memungkinkan untuk melakukan investasi pada teknologi baru tersebut.
            Gaither (1999:25) menyebutkan beberapa resiko dalam mengadopsi teknologi baru diantaranya yaitu :
1.      Risiko teknologi
Seperti disebutkan diatas bahwa teknologi dapat membentuk keunggulan bersaing perusahaan, tetapi bagaimana pengimplementasian teknologi baru juga terkadang membawa resiko baru, yaitu menggangu system operasi yang sudah ada, selain itu juga resiko keusangan atau tertinggal, mengingat teknologi dapat berubah begitu cepat. Jika organisasi tidak pintar untuk mengimpelemtasikan teknologi baru yang sudah dibeli dengan cepat maka oganisasi tidak akan mendapatkan keuntungan, tetapi malah akan menanggung biaya investasi baru.
2.      Risiko operasional
Pemasangan teknologi baru pada umumnya menghasilkan gangguan yang cukup signifikan pada operasi perusahaan, paling tidak dalam jangka pendek seperti system operasi perusahaan yang dapat berakibat pada pengurangan kapasitas produksi yang sudah ada, selain itu juga organisasi harus dapat menyiapkan sumber daya dengan melakukan pelatihan kembali operator yang akan mengoperasikan teknologi tersebut.
3.      Risiko organisasional
Perlu adanya komitmen dari top manajer dan organisasi secara menyeluruh dalam mengatasi gangguan yang mungkin muncul dalam jangka pendek, akibat dari pengimplementasian teknologi baru. Karena biasanya karyawan ada yang menolak untuk beradaptasi dengan teknologi baru karena mereka sudah nyaman dengan menggunakan teknologi lama, tetapi dengan adanya dorongan dan komitmen yang kuat dari top manajemen dan organisasi secara keseluruhan, maka masalah tersebut akan dapat cepat teratasi.
4.      Risiko lingkungan dan pasar
Risiko lingkungan dan pasar adalah fluktuasi perubahan nilai mata uang dan tingkat suku bunga. Biasanya organisasi dalam melakukan investasi teknologi melalui pinjaman bank dan dalam bentuk mata uang yang relative stabil (seperti US). Tetapi terkadang keadaan ekonomi tidak mendukung sehingga ketika terjadi perubahan nilai mata uang, di mana nilai mata uang Negara kita turun dibandingkan dengan nilai mata uang Negara lain, maka jumlah pinjaman dan bunga yang dibayarkan akan meningkat. Seperti yang terjadi di Indonesia ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998.
Jika kita membicarakan teknologi, maka kita langsung mengacu pada sebuat sistem yang serba otomatis, dengan otomatisasi telah terjadi pergantian antara tenaga manusia diganti dengan mesin, sekarang kalau kita bicara otomatisasi berarti mengintegrasikan serangkaian informasi tingkat tinggi dan penemuan mesin ke dalam proses produksi untuk tujuan strategik.
      Ada beberapa otomatisasi :
1.      Machine attachment adalah mesin yang menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin pada umumnya untuk melakukan operasi yang sederhana.
2.      Numerically controlled adalah mesin dengan sistem pengendalian yang membaca instruksi dan menerjemahkan menjadi operasi mesin.
3.      Robots, digunakan untuk tujuan umum, dapat di program kembali, yang dapat melakukan beberapa fungsi seperti karakteristik psikologi yang dimiliki manusia.
4.      Automated quality control inspection adalah mesin yang secara otomatis menilai sebagian atau semua bagian dari proses inspeksi
5.      Automated Identifications System (AIS) adalah teknologi yang digunakan untuk mengenali data produk yang di masukan ke dalam computer.
6.      Automated Process Control adalah sistem computer yang menerima data dari proses produksi dan melakukan proses penyesuaian jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Kekuatan pada Teknologi Informasi
            Teknologi informasi adalah alat yang membantu perusahaan untuk mengkoordinasikan operasi global, inovasi global dan menyediakan integrasi jasa kepada konsumen di seluruh dunia. Hasil penelitian (Ives dan Jarvenpaa, 1990) pada 109 perusahaan multinasional menunjukkan bahwa perusahaan multinasional menggunakan range atau batas pekerjaan pada suatu metode untuk mengatur teknologi informasi global. Teknologi informasi sekarang ini makin dibutuhkan, sebagai contoh bila dalam era terdahulu sistem produksi missal adalah yang paling efisien, maka sekarang mulai dapat direalisasikan bahwa sistem produksi sesuai dengan pesanan tetap dapat sama efisiennya karena konsumen akan lebih menyukai produk yang sesuai dengan daya guna dari produk dan keinginannya.
            Teknologi informasi merupakan bagian yang sangat penting bagi dunia bisnis dalam era globalisasi. Dalam menghadapi perubahan dunia yang tidak mengenal batas geografis, agar dapat bertahan dalam era persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi informasi bukan digunakan karena sekedar perusahaan pesaing menggunakan teknologi tersebut, tapi kini banyak perusahaan yang menyadari bahwa peranan teknologi informasi tidak lagi sekedar sebagai penunjang pekerjaan dan administrasi saja, tetapi juga lebih berguna bagi perusahaan. Pengaruh yang dirasakan perusahaan dengan penerapan teknologi informasi yang strategis dapat meningkatkan competitive advantage (keunggulan bersaing).
            Anthony dan Govindarajan (1995: 10) menekankan bahwa formulasi strategi merupakan proses pencitraan strategi baru sedangkan perencanaan strategi merupakan proses memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi baru tersebut. Meskipun demikian, tercapainnya tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan baik intern perusahaan maupun ekstern perusahaan. Dalam hubungannya dengan strategi penggunaan teknologi informasi, faktor yang paling mendasar yang diperlukan adalah kesejajaran antara kebutuhan bisnis atau organisasi mengenai apa yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi dan strategi bisnis dengan sumber daya manusia, struktur organisasi dan proses dalam perusahaan. (Hochstrasser dan Griffiths, 1991: 14) menemukan bahwa sangat sulit untuk mengembangkan strategi yang komprehensif pada evaluasi investasi teknologi informasi.
            Gibson dan Nolan (1984) mengajukan kerangka kerja untuk mengevaluasi perkembangan teknologi, dimana teknologi informasi dalam keadaan tumbuh, dalam kerangka kerja ini informasi meliputi empat tingkat pertumbuhan, yaitu initiation (permulaan), contagion (mempengaruhi), control (mengawasi) dan maturity (kematangan).
            Dalam nada yang sama Applegate (1996: 23) menyatakan bahwa proses inovasi teknologi dan penyebarannya dibagi ke dalam empat fase, yaitu identifikasi pada investasi dalam teknologi, mempelajari dan mengadaptasi pada teknologi, rasionalisasi atau kontrol manajemen dan kematangan atau penyebaran transfer pada teknologi. Dari empat fase tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1.      Kesempatan dan sasaran pada penerimaan perubahan teknologi dari fase ke fase.
2.      Perbedaan pendekatan manejemen dibutuhkan untuk masing-masing fase yang berbeda yang meliputi diataranya mengadopsi teknologi.
3.      Proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai divisi atau bagian dari tanggung jawab antara spesialis, pemakai dan manajemen perubahan.
4.      Fase kematangan teknologi adalah terletak ketika teknologi sangat dibutuhkan perusahaan, dan efisiensiensinya dapat dicapai.
Teknologi baru yang menawarkan kesempatan pada perusahaan akan menjadi lebih baik apabila mengikuti adopsi aplikasi teknologi baru dimana tergantung pada restruktur aplikasi lama. Kemudian perusahaan akan selalu menggunakan kesempatan untuk selalu  mengadopsi teknologi baru. Ukuran perusahan menjadi fokus pada banyak studi sesuai dengan teori ketergantungan sumber daya, ukuran perusahaan adalah faktor kunci dalam organisasi dimana pengaruh perilaku perusahaan dalam merespon ke dalam lingkungan yang baru. Perusahaan yang besar mempunyai sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk merespon perubahan dalam lingkungan internal maupun eksternal.

Transformasi Teknologi
            Beberapa karakter berkaitan dengan revolusi teknologi informasi sangat mudah dikenali. “Era baru” ini dicirikan oleh:
·         Suatu pergeseran ke arah teknologi (rekayasa). Perdagangan dunia bertumbuh dua sampai lima kali lebih cepat dalam barang dan jasa serta pengetahuan seperti perekayasaan dan robot, dibandingkan dalam sumber daya dari barang dan jasa.
·         Hirarki yang lebih pendek dan ramping. Lebih banyak kekuatan pengetahuan yang tersedia bagi banyak orang, dapat mengikis kekuatan-kekuatan hirarki-hirarki yang besar.
·         Gelombang dalam jaringan. Pada decade 1980, yang ditandai dengan pentingnya penggunaan teknologi informasi dan munculnya, E-mail, E-commerce, internet, dll. Hal ini merupakan bukti nyata jaringan teknologi informasi.
·         Pertumbuhan yang sangat besar dalam teknologi informasi. Dua puluh tahun yang lalu, ada 50.000 komputer pribadi terpasang di seluruh dunia, sekarang 50.000 dipasang setiap hari, dan kemudian akan bertambah terus. International Data Corporation melaporkan bahwa teknologi informasi adalah industry terbesar di dunia.
·         Pergeseran dalam kemampuan karyawan. Richard Crawford, dalam bukunya In The Era of Human Capital, meramalkan bahwa dalam 10-15 tahun, hampir semua pertumbuhan kerja akan berada dalam area-area ekonomi-pengetahuan. Sehingga pengetahuan karyawan tentang teknologi semakin dibutuhkan.
·         Tidak ada Negara yang bisa hidup sendiri. Teknologi informasi menghilangkan batas-batas dan menciptkan suatu pasar global yang berbasiskan pengetahuan.

Teknologi Informasi Juga Memberikan Kontribusi Pada Penciptaan Nilai, Dalam Hal Berikut :
1.      Merampingkan bisnis.
Komunikasi data, surat elektronik, kofrensi elektronik dan database yang mudah digunakan dan bersifat universal akan memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan terpadu dan juga control yang lebih efektif terhadap area-area yang terpisah secara geografis.
2.      Memberikan respon yang cepat terhadap kondisi-kondisi pasar yang berubah.
Interaksi yang lebih dekat, berbasiskan komunikasi, dengan para pelanggan dan pemasok, diikuti dengan integrasi yang lebih lengkap dari pemasaran dan sistem control produksi, akan memungkinkan perusahaan untuk menetapkan strategi dan melakukan antisipasi yang disesuaikan dengan kecenderungan pasar.
3.      Memberikan respom yang lebih cepat terhadap permintaan pelanggan.
Bagaimanapun dengan adanya teknologi informasi dan proses-proses otomatis lainnya, maka hal itu bisa memangkas pemborosan waktu seminimal mungkin. Proses pemesanan menjadi lebih singkat dan akurat. Ini disebabkan oleh birokrasi yang pada masa konvensional sangat lebar menjadi sangat padat dan fleksibel pada era informasi.

4.      Berinovasi secara lebih cepat.
Tim-tim pemasaran, perekayasaan, dan personel pemanufakturan, yang bekerjasama secara parallel pada rangkaian file, sehingga akan menghemat waktu. Setiap tahap penyusunan gagasan, perancangan, pengembangan, dan pemanufakturan produk akan dipercepat melalui penggunaan komunikasi elektronik dan fasilitas perizinan. Disamping itu, alat-alat baru yang berbasiskan komputer, seperti stasiun kerja yang kemampuannya ditingkatkan secara nyata, akan meningkatkan produktivitas para insinyur dan mengurangi rentang waktu yang diperlukan untuk menghasilkan desain-desain baru.
5.      Memperluas lini produk.
Semakin mudahnya jalinan komunikasi data antara unit-unti operasi suatu perusahaan mendorong adanya lini-produk baru yang menggabungkan kompenen-komponen dari berbagai divisi. Kemampuan ini akan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk memperkuat lini produk yang ada atau menambahkan lini produk baru, yang tidak akan mampu dikembangkan dan/atau ditopang sendiri oleh sebuah unit operasi tunggal.
6.      Meningkatkan mutu produk total.
Banyak perusahaan pemanufakturan menggunakan computer pada proses kontrol. Terutama pada pengukuran secara statistik, standarisasi, dan penentuan reorder point dengan penggunaan instrument-instrumen dan alat-alat (tool).
7.      Bersaing secara global menuntut adanya koordinasi antar area yang tersebar secara geografis.
Suatu proyek desain yang dikerjakan di New York pada sistem on line bisa dilihat dan dipantau di Jakarta pada saat yang sama, sehingga tidak ada kelompok area yang menghabiskan waktunya hanya untuk menunggu respon dari kelompok lain.

Teknologi Informasi Dapat Meningkatkan Efisien dan Kefektifan Proses Bisnis dengan sejumlah cara:
·         Menigkatkan kecepatan. Memendekan waktu yang ada dalam jalur kritis suatu proses, yang mungkin mempunyai “dampak domino pada proses-proses yang lain, yang berarti meningkatkan kecepatannya.
·         Penyimpanan dan pengambilan kembali. Dengan menekan tombol, ini berarti berkas dan informasi penting lain dapat diambil kembali dengan kecepatan yang bahkan tidak dapat ditandingi oleh pekerja tercepat.
·         Mengkomunikasikan. Data dan informasi dapat secara cepat dan terpadu dipindahkan dari satu titik dalam suatu proses ke titik yang lain dalam berbagai bentuk.
·         Mengontrol proses dan meningkatkan mutu. Peralatan otomatis bisa memberikan pengukuran dan kontrol manufacturing yang lebih tepat daripada yang bisa diberikan oleh manusia.
·         Memantau. Teknologi dapat menggunakan seperangkat standar sebagai suatu ukuran dari apa yang sedang dilakukan, masalah-masalah dapat segera dilaporkan, dikoreksi, dan diuji ulang, dan statistic-statistik yang berkenaan dengan mutu, kinerja, penggunaan pasokan, dan hasil-hasil juga bisa dipantau.
·         Mendukung pengambilan keputusan. Data yang diperlukan untuk mengambil keputusan bisa dikumpulkan dan digunakan untuk membantu staf mengambil keputusan yang lebih baik atau otomatis.
·         Pembuatan, manufacturing, dan pelaksanaan pelayanan. Seringkali informasi penting yang diperlukan terhalang oleh adanya kesalahan manusia (human eror), di lain pihak, teknologi informasi dapat mempercepat semua fungsi ini.
·         Mendukung dan mengeliminasi permasalahan yang muncul dalam proses tertentu. Seringkali otomatisasi akan menurunkan cost sehingga lebih murah daripada menggunakan tenaga kerja manusia.
·         Salah satu penghematan cost terbesar melalui teknologi informasi adalah mengurangi penggunaan kertas sebagai dokumen dasar. Teknologi muncul dengan cepat sebagai suatu cara untuk menangani pertukaran informas antara perusahaan, pelanggan, pemasok, dan juga antar departemen internal dalam perusahaan, dengan menggunakan transmisi elektronik.

Teknologi Yang Diterapkan Pada PT. Astra Honda Motor

Enterprise Collaborative System
PT Astra Honda Motor adalah salah satu perusahaan yang berhasil menerapkan internet working dalam sistem informasinya. Dengan penerapan database Oracle yang diintegrasikan dengan sistem, pengaplikasian ERP (enterprise resources planing) dapat dilakukan. Pada tahun 1995, sistem perusahaan diubah menjadi mulai terintegrasi dengan penggunaan ERP dan untuk selanjutnya semakin berkembang dari tahun ke tahun. Manfaat dari ERP adalah terhubungnya perusahaan dengan bagian pemasaran, sehingga mampu mengetahui jumlah pesanan dan jenis permintaan. Selai itu, ERP juga menghubungkan perusahaan dengan bagian pemasok, sehingga jumlah barang persediaan tepat waktu dan tidak menumpuk di gudang. Untuk pengaplikasiaannya, ERP menggunakan e-mail sebagai medianya.
            Dalam hubungan AHM dengan vendor ternyata masih ada yang dilakukan tanpa online. Dokumen pemesanan (purchasing order/PO) diberikan setiap kali vendor mengirimkan komponen ke pabrik. PO ini dilengkapi dengan BCT (Bar Code Text) yang pada saat bersamaan memberi instruksi untuk pengiriman berikutnya yang harus dipenuhi oleh vendor.  Dalam BCT memuat nama vendor, nama suku cadang jumlah dan jam delivery-nya. Untuk menjaga hubungan komunikasi dengan vendor AHM masih menggunakan telepon dan faximile dan belum menggunakan internet (Firdanianty dan Susanto, 2004).

Internal Business System
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Strategi yang diterapkan disini adalah pengadaan persedian tepat pada waktunya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan persediaan yang ada sehingga dapat mengeliminasikan biaya penyimpanan serta sekaligus mengeliminasi perlindungan atas kesalahan produksi dan ketidakseimbangan yang diberikan oleh persediaan sehingga dapat mengurangi pemborosan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan, tidak terlambat dan tidak terlalu cepat.
PT Astra Honda Motor telah menggunakan JIT untuk operasi perusahaan sejak tahun 1980. Bayangkan jika perusahaan otomotif besar seperti PT AHM yang memiliki biaya produksi yang tinggi, daerah pemasaran yang luas, dan konsumen yang banyak tidak menggunakan Sistem JIT, maka akan terjadi banyak pemborosan. PT AHM dapat menerapkan Sistem JIT lebih maksimal karena dibantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi disetiap jalur yang akan melakukan proses perencanaan, produksi, pemasaran, dan pengawasan. Sasaran implementasi JIT yang dilakukan PT AHM yaitu:
1.      Persediaan
Dengan adanya sistem JIT, AHM telah berhasil untuk meminimalisasi persediaan yang dimiliki. Kelebihan produksi tidak akan terjadi karena produksi dilakukan berdasarkan permintaan dari pembeli atau pemasok bukan berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Produksi yang dilakukan PT AHM berdasarkan informasi dari bagian pemasaran yang menggunakan Enterprise Resource Plannning (ERP) sehingga didapatkan data yang tepat mengenai berapa banyak produk yang akan diproduksi sehingga manajemen operasi mampu menghindari pemborosan dalam roduksinya. Dengan penerapan JIT, perusahaan diharapkan mampu melakukan efisiensi dalam bidang produksi dan keuangan. Pesanan untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan online sedangkan pemesanan sepeda motor dilakukan melalui faksmili/telepon. Ketika ada pesanan PT AHM akan memasok bahan baku dari vendor yang dilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan baku sampai maka akan langsung diproses dan setelah jadi maka akan langsung dikirimkan ke main dealer. Hal ini terbukti sangat ampuh untuk mengurangi persediaan atau over produksi.
2.      Waktu Siklus
PT AHM berhasil memangkas pemrosesan menjadi lebih efisien karena proses produksi dilakukan dalam satu lot. PT AHM memproduksi 1 unit motor dalam waktu 13 menit. Produksi dilakukan dengan mesin sehingga tenaga manusia dialihkan untuk mengawasi dan menganalisis jalannya produksi. Sistem JIT telah memangkas waktu tunggu dan membuat setiap aliran produk menjadi lebih efisien Waktu menunggu terjadi akibat pengaruh kecepatan produksi yang ditentukan misalnya oleh kuota produksi suatu mesin. Maka dengan dukungan teknologi dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan menimbulkan waktu menunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan perhitungan yang tepat. Semakin tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan maka semakin kecil pula waktu menunggu untuk suatu produk mengalami proses selanjutnya, begitupun sebaliknya. Sehingga pendistribusian barang juga tidak terlalu lama.
3.      Perbaikan yang berkesinambungan
PT AHM bisa berkembang dengan pesat karena adanya perbaikan yang berkesinambungan. Kinerja operasional diukur di tiap-tiap bagian dengan mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari Cognos. Pengambilan keputusan atas laporan perkembangan yang berasal dari database akan lebih mudah karena telah terintegrasi dengan sistem yang dimiliki para pengambil keputusan. Pemantauan terjadinya barang cacat dan sejauh mana tahapan produksi yang telah dilalui oleh bahan baku akan lebih mudah terpantau karena setiap bahan baku telah terpasang Bar Code Text. Sistem komputerisasi yang dimiliki PT AHM akan dapat mendeteksi barang cacat sehingga akan segera dilakukan perbaikan terhadap penyebab terjadinya barang cacat dan barang cacat tersebut tidak akan melewati tahapan selanjutnya sehingga tidak ada barang cacat yang akan melewati tahapan selanjutnya. Adanya produk gagal atau barang cacat adalah salah satu bentuk pemborosan terbesar yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Apabila barang cacat diketahui terlebih dahulu maka kerugian yang lebih besar dapat dihindari dengan menghentikan produksi dan menemukan penyebabnya serta mencari solusi yang tepat. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang sangat besar apabila barang cacat tersebut tidak terdeteksi selama produksi sehingga sampai ke tangan konsumen dan baru diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau perusahaan harus menarik/mengganti produk tersebut sehingga dapat dibayangkan besarnya kerugian yang akan dialami, belum lagi citra produk kita di mata konsumen akan merosot dan akan menurunkan permintaan.
4.      Penghapusan pemborosan
Penghaspusan pemborosan dapat dilakukan karena PT AHM telah memenuhi kondisi sebagai berikut:
·         Produksi tidak menyisakan persediaan
·         Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada
·         Minimalisasi biaya terhadap barang cacat
·         Beban kerja yang seimbang dan merata
·         Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan dan kualitas buruk.
Ternyata tidak selamanya JIT berdapampak positif. Penerapan JIT pada perusahaan manufaktur juga akan menimbulkan dampak negatif apabila:
a)      Pengiriman bahan baku terlambat sehingga terganggunya proses produksi.
b)      Kinerja manajer dianggap menurun apabila pengambil keputusan tertinggi masih berorientasi pada Total Quantity Manufacture.
c)      Sistem TI sangat berpengaruh pada sistem keseluruhan produksi mengalami kerusakan atau di hack.

Management Knowledge pada AHM
Sebagai pusat pengembangan manajemen perusahaan, Astra Management Development Institute (AMDI) berperan dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin Astra. Mengusung visi “To drive Astra towards one of the best talent and knowledge enterprises (Lenoprise) in Asia Pacific”, penekanan materi pelatihan pada unsur-unsur budaya perusahaan, kompetensi dasar, manajemen dan kepemimpinan.
Untuk menciptakan pemimpin yang memiliki daya saing tinggi dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, dalam melaksanakan program-programnya, AMDI bekerjasama dengan institusi terbaik di Indonesia dan Asia Pasifik. AMDI juga berperan dalam System Management dan Knowledge Management.
Setiap tahun AMDI menjadi tuan rumah InnovAstra. Acara ini merupakan bagian integral dari keseluruhan proses peningkatan budaya kerja perusahaan dan Astra. Kegiatan ini melibatkan semua tingkatan karyawan. Sebagai hasilnya, InnovAstra berhasil meningkatkan kompetensi karyawan, rasa kebanggaan dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap perusahaan (sense of belonging) yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada peningkatan standar produksi dan pelayanan Astra.
Selain itu, PT Astra Graphia Tbk (Astragraphia) merupakan anak perusahaan Astra dengan kepemilikan sebesar 76,9% yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Astragraphia menawarkan solusi bisnis berbasis Document, Information, & Communication Technology (DICT). Solusi dokumen dijalankan langsung oleh Astragraphia sebagai distributor eksklusif dari Fuji Xerox. Solusi ICT dijalankan oleh anak perusahaannya, yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang menjalin kerja sama dengan SAP, Oracle, HP, IBM, Microsoft, dan Cisco.
Selanjutnya, solusi mobile banking dijalankan oleh PT AGIT Monitise Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari AGIT yang bermitra dengan Monitise Asia Pacific. Astragraphia mempunyai 24 kantor cabang dan 79 depo layanan di Indonesia.

Electronic Commerce System
Untuk melakukan pemesanan ketersediaan suku cadang dilakukan dengan cara log in dengan user ID lewat PC (personal computer) dengan  Password yang sudah diberikan. Penggunaan internet ternyata hanya untuk pemesanan suku cadang saja belum kepada pemesanan unit motor yang hingga saat ini masih menggunakan cara manual melalui faksimile atau telepon.
Untuk pemasaran yang berbasis web AHM sudah memiliki situs resmi untuk promosi dan penjualan. E-commerce system yang diterapkan oleh AHM ditujukan sebagai media promosi untuk menginformasikan produk dan juga keberadaan perusahaan kepada konsumen luas. Situs yang dimiliki oleh AHM beralamat di www.astra-honda.com
            Situs AHM berisi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, bentuk layanan pembelian (syarat, cara memperoleh produk), model produk motor yang dihasilkan, spesifikasi masing-masing motor (keunggulan produk), informasi lokasi dealer/cabang dealer,  lokasi layanan service purna jual.
Menurut AHM teknologi informasi bisa menjadi solusi untuk dapat beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Value atau nilai yang diciptakan dengan menggunakan teknologi informasi yang dirasakan oleh AHM terutama kaitannya dengan masalah efisiensi. Nilai investasi kebutuhan teknologi informasi AHM mencapai US$ 1-2 juta/tahun. Kebutuhan teknologi informasi dengan dana yang besar di AHM karena terkait dengan banyaknya jumlah pengambil keputusan dan tersebar di banyak lokasi. Disinilah peran teknologi informasi untuk menciptakan sinergi dalam perusahaan. Sistem yang dikembangkan di AHM merupakan piranti yang dianggap tepat dan mendukung operasional pabrik dan bisnis (Firdanianty dan Susanto, 2004).

Sistem Injeksi Ramah Lingkungan Pertama Di Indonesia
Sejak tahun 2005 hingga saat ini, Astra Honda Motor sebagai pelopor produk berteknologi injeksi ramah lingkungan, telah memberikan beragam pilihan kepada Anda melalui berbagai varian produk. Kini teknologi PGM-FI telah hadir pada varian Supra X 125 Helm in PGM-FI dan Spacy Helm in PGM-FI. Saatnya semua orang bisa turut berpartisipasi menciptakan Indonesia yang lebih baik bersama Honda PGM-FI.

Penambahan Lini Motor Sport
            Selain motor Honda yang bersistem injeksi, kini motor Honda mengeluarkan motor sport bagi kalangan penggemar motr-motor sport. Ini sebagai bagian dari strategi bersaing dalam bidang teknologi selain mereka menciptkan motor-motor bebek dan matic. Kini Honda berusaha untuk selalu mengeluarkan invoasi terbaru sesuai dengan permintaan pasar.

Kesimpulan
           Untuk tetap mempunyai keunggulan perusahaan lain, maka perusahaan honda harus selalu mempunyai nilai lebih dibanding dengan perusahaan yang lain dengan menjadi pelopor dalam hal-hal baru yang belum pernah dilakukan oleh perusahaan lain, seperti membuat produk baru, mencari pangsa pasar, mengembangkan metode-metode manajemen baru, mencari sinergi-sinergi baru, dan lain sebagainya. Hal ini untuk menghindari keusangan teknologi pada honda. melalui sistem informasi yang canggih akan membuka pintu bagi manajemen untuk berinovasi seluas-luasnya dalam menciptakan berbagai macam strategi untuk membangun keunggulan daya saing perusahaan.

                    















Sumber:
http://cls.maranatha.edu/khusus/ojs/index.php/jurnal-akuntansi/article/view/5/pdf

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget

Pages

Total Tayangan Halaman

Gunadarma University

Gunadarma University
Home Site Gunadarma

Blogger news

Rraka-Melupakanmu

ADITYA CHRISTIANTO

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Popular Posts