Teknologi
Teknologi
didefinisikan sebagai pengetahuan hal-hal fisik dan prosedur yang digunakan
untuk memperoduksi barang dan jasa. Pengetahuan adalah pemahaman dan
pertimbangan mengenai kapan, bagaimana, dan mengapa memberdayakan peralatan dan
prosedur, hal-hal fisik adalah perlengkapan dan peralatan, sedangkan prosedur
adalah peraturan dan teknik untuk mengoperasikan peralatan dan mengerjakan
pekerjaan. Teknologi tidak dapat muncul begitu saja, namun terbentuk dalam
jaringan pendukung yang mengelilinginya. Jaringan pendukung meliputi hubungan fisik,
internasional, dan organisasional yang membuat teknologi tersebut lengkap dan
menjadikannya berfungsi seperti yang dikehendaki.
Dewasa
ini para manajer harus mempunyai pengetahuan tentang teknologi yang dapat
digunakan dalam operasi perusahaan yang mereka pimpin. Menurut pandangan lama
manajer harus tahu atau mengetahui apa yang dapat dilakuan oleh teknologi,
termasuk kemungkinan biaya dan kinerjannya. Sedangkan menurut pandangan baru,
pengetahuan terhadap teknologi semacam itu saja tidak cukup, manajer yang
efektif harus juga mengetahui bagaimana teknologi bekerja dan segala sesuatu
yang terjadi dengan teknologi. Dalam perusahaan apapun, manajer tidak akan
efektif apabila hanya duduk dibelakang meja, jauh dari teknologi yang mendukung
perkembangan perusahaan hal ini bisa berakibat pada daya saing perusahaan untuk
menghadapi kompetisi yang lebih sulit di masa yang akan datang. Manajer harus
menyisihkan waktunya untuk mempelajari teknologi yang terus berkembang dan pada
saat yang sama harus mengembangkan teknis dalam perusahaan.
Teknologi
merupakan salah satu factor pendorong paling penting untuk bergerak pada
kompetisi global, sebagaimana ditunjukkan pada penelitian-penelitian terdahulu.
Perusahaan yang mau berinvestasi pada teknologi baru cenderung mempunyai daya
saing yang kuat dilihat dari posisi keuangan, manajemen dan operasinya
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang tidak melakukan alih
teknologi. Suatu penelitian pada perusahaan-perusahaan besar di Amerika
menunjukkan bahwa peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk
teknologi sejalan dengan profitabilitas dan pengenalan produk baru (Steel, 1998:
17).
Penelitian
lain menunjukkan bahwa lebih dari 1300 perusahaan di eropa, jepang, dan amerika
yang memfokuskan pada pengembangan teknologi informasi menunjukkan hasil adanya
hubungan yang kuat antara kinerja keuangan dengan inovasi teknologi (Roth, 1996
: 16). Bahkan perusahaan kecil yang memiliki pengetahuan teknologi dan
menggunakan komputer yang berbasis pada teknologi informasi akan mencapai
keunggulan kompetitif yang lebih kuat (Lefabvre, Langley, dan Harvey 1992: 24).
Pilihan
teknologi tinggi tidak selalu merupakan solusi tepat bagi permasalahan
operasional. Uji kelayakan terhadap perubahan teknologi meliputi keunggulan
bersaing dengan tolak ukkur biaya, penjualan, kualitas, waktu pengiriman,
persediaan dan lingkungan perusahaan. Analisis keuangan, kebijakan yang
mengikutinya erat kaitannya dengan prioritas persaingan dan kompentensi utama.
Teknologi berkembang sangat cepat dan banyak jenisnya, manajer perlu membuat
keputusan yang tepat dengan segala informasi yang ada strategi penggunaan teknologi
tidak hanya mengenai pilihan teknologi, tetapi juga mengenai keputusan apakah
organisasi akan menjadi pemimpin (leader) atau challenger (penentang) atau
follower (pengikut) dalam perubahan teknologi dan bagaimana menghadapi adanya
teknologi baru ketika kondisi keuangan perusahaan tidak memungkinkan untuk
melakukan investasi pada teknologi baru tersebut.
Gaither
(1999:25) menyebutkan beberapa resiko dalam mengadopsi teknologi baru
diantaranya yaitu :
1. Risiko
teknologi
Seperti disebutkan diatas bahwa teknologi
dapat membentuk keunggulan bersaing perusahaan, tetapi bagaimana
pengimplementasian teknologi baru juga terkadang membawa resiko baru, yaitu
menggangu system operasi yang sudah ada, selain itu juga resiko keusangan atau
tertinggal, mengingat teknologi dapat berubah begitu cepat. Jika organisasi
tidak pintar untuk mengimpelemtasikan teknologi baru yang sudah dibeli dengan
cepat maka oganisasi tidak akan mendapatkan keuntungan, tetapi malah akan
menanggung biaya investasi baru.
2. Risiko
operasional
Pemasangan teknologi baru pada
umumnya menghasilkan gangguan yang cukup signifikan pada operasi perusahaan,
paling tidak dalam jangka pendek seperti system operasi perusahaan yang dapat
berakibat pada pengurangan kapasitas produksi yang sudah ada, selain itu juga
organisasi harus dapat menyiapkan sumber daya dengan melakukan pelatihan
kembali operator yang akan mengoperasikan teknologi tersebut.
3. Risiko
organisasional
Perlu adanya komitmen dari top
manajer dan organisasi secara menyeluruh dalam mengatasi gangguan yang mungkin
muncul dalam jangka pendek, akibat dari pengimplementasian teknologi baru.
Karena biasanya karyawan ada yang menolak untuk beradaptasi dengan teknologi
baru karena mereka sudah nyaman dengan menggunakan teknologi lama, tetapi
dengan adanya dorongan dan komitmen yang kuat dari top manajemen dan organisasi
secara keseluruhan, maka masalah tersebut akan dapat cepat teratasi.
4. Risiko
lingkungan dan pasar
Risiko lingkungan dan pasar adalah
fluktuasi perubahan nilai mata uang dan tingkat suku bunga. Biasanya organisasi
dalam melakukan investasi teknologi melalui pinjaman bank dan dalam bentuk mata
uang yang relative stabil (seperti US). Tetapi terkadang keadaan ekonomi tidak
mendukung sehingga ketika terjadi perubahan nilai mata uang, di mana nilai mata
uang Negara kita turun dibandingkan dengan nilai mata uang Negara lain, maka
jumlah pinjaman dan bunga yang dibayarkan akan meningkat. Seperti yang terjadi
di Indonesia ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998.
Jika kita membicarakan
teknologi, maka kita langsung mengacu pada sebuat sistem yang serba otomatis,
dengan otomatisasi telah terjadi pergantian antara tenaga manusia diganti
dengan mesin, sekarang kalau kita bicara otomatisasi berarti mengintegrasikan
serangkaian informasi tingkat tinggi dan penemuan mesin ke dalam proses
produksi untuk tujuan strategik.
Ada
beberapa otomatisasi :
1. Machine attachment adalah
mesin yang menggantikan tenaga manusia dengan tenaga mesin pada umumnya untuk
melakukan operasi yang sederhana.
2. Numerically controlled adalah
mesin dengan sistem pengendalian yang membaca instruksi dan menerjemahkan
menjadi operasi mesin.
3. Robots, digunakan
untuk tujuan umum, dapat di program kembali, yang dapat melakukan beberapa
fungsi seperti karakteristik psikologi yang dimiliki manusia.
4. Automated quality control
inspection adalah mesin yang secara otomatis
menilai sebagian atau semua bagian dari proses inspeksi
5. Automated Identifications System
(AIS) adalah teknologi yang digunakan untuk mengenali data
produk yang di masukan ke dalam computer.
6. Automated Process Control adalah
sistem computer yang menerima data dari proses produksi dan melakukan proses
penyesuaian jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan kualitas yang
diharapkan.
Kekuatan
pada Teknologi Informasi
Teknologi
informasi adalah alat yang membantu perusahaan untuk mengkoordinasikan operasi
global, inovasi global dan menyediakan integrasi jasa kepada konsumen di
seluruh dunia. Hasil penelitian (Ives dan Jarvenpaa, 1990) pada 109 perusahaan
multinasional menunjukkan bahwa perusahaan multinasional menggunakan range atau
batas pekerjaan pada suatu metode untuk mengatur teknologi informasi global.
Teknologi informasi sekarang ini makin dibutuhkan, sebagai contoh bila dalam
era terdahulu sistem produksi missal adalah yang paling efisien, maka sekarang
mulai dapat direalisasikan bahwa sistem produksi sesuai dengan pesanan tetap
dapat sama efisiennya karena konsumen akan lebih menyukai produk yang sesuai
dengan daya guna dari produk dan keinginannya.
Teknologi
informasi merupakan bagian yang sangat penting bagi dunia bisnis dalam era
globalisasi. Dalam menghadapi perubahan dunia yang tidak mengenal batas
geografis, agar dapat bertahan dalam era persaingan yang semakin kompetitif.
Teknologi informasi bukan digunakan karena sekedar perusahaan pesaing
menggunakan teknologi tersebut, tapi kini banyak perusahaan yang menyadari
bahwa peranan teknologi informasi tidak lagi sekedar sebagai penunjang
pekerjaan dan administrasi saja, tetapi juga lebih berguna bagi perusahaan. Pengaruh
yang dirasakan perusahaan dengan penerapan teknologi informasi yang strategis
dapat meningkatkan competitive advantage (keunggulan bersaing).
Anthony
dan Govindarajan (1995: 10) menekankan bahwa formulasi strategi merupakan
proses pencitraan strategi baru sedangkan perencanaan strategi merupakan proses
memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi baru tersebut. Meskipun
demikian, tercapainnya tujuan perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan baik intern perusahaan maupun ekstern perusahaan. Dalam hubungannya
dengan strategi penggunaan teknologi informasi, faktor yang paling mendasar
yang diperlukan adalah kesejajaran antara kebutuhan bisnis atau organisasi
mengenai apa yang dapat dilakukan dengan teknologi informasi dan strategi
bisnis dengan sumber daya manusia, struktur organisasi dan proses dalam
perusahaan. (Hochstrasser dan Griffiths, 1991: 14) menemukan bahwa sangat sulit
untuk mengembangkan strategi yang komprehensif pada evaluasi investasi
teknologi informasi.
Gibson
dan Nolan (1984) mengajukan kerangka kerja untuk mengevaluasi perkembangan
teknologi, dimana teknologi informasi dalam keadaan tumbuh, dalam kerangka
kerja ini informasi meliputi empat tingkat pertumbuhan, yaitu initiation (permulaan), contagion (mempengaruhi), control (mengawasi) dan maturity (kematangan).
Dalam
nada yang sama Applegate (1996: 23) menyatakan bahwa proses inovasi teknologi
dan penyebarannya dibagi ke dalam empat fase, yaitu identifikasi pada investasi
dalam teknologi, mempelajari dan mengadaptasi pada teknologi, rasionalisasi
atau kontrol manajemen dan kematangan atau penyebaran transfer pada teknologi.
Dari empat fase tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Kesempatan
dan sasaran pada penerimaan perubahan teknologi dari fase ke fase.
2. Perbedaan
pendekatan manejemen dibutuhkan untuk masing-masing fase yang berbeda yang
meliputi diataranya mengadopsi teknologi.
3. Proses
pertumbuhan dan perkembangan sebagai divisi atau bagian dari tanggung jawab
antara spesialis, pemakai dan manajemen perubahan.
4. Fase
kematangan teknologi adalah terletak ketika teknologi sangat dibutuhkan
perusahaan, dan efisiensiensinya dapat dicapai.
Teknologi baru yang
menawarkan kesempatan pada perusahaan akan menjadi lebih baik apabila mengikuti
adopsi aplikasi teknologi baru dimana tergantung pada restruktur aplikasi lama.
Kemudian perusahaan akan selalu menggunakan kesempatan untuk selalu mengadopsi teknologi baru. Ukuran perusahan
menjadi fokus pada banyak studi sesuai dengan teori ketergantungan sumber daya,
ukuran perusahaan adalah faktor kunci dalam organisasi dimana pengaruh perilaku
perusahaan dalam merespon ke dalam lingkungan yang baru. Perusahaan yang besar
mempunyai sumber daya dan infrastruktur yang memadai untuk merespon perubahan
dalam lingkungan internal maupun eksternal.
Transformasi
Teknologi
Beberapa
karakter berkaitan dengan revolusi teknologi informasi sangat mudah dikenali.
“Era baru” ini dicirikan oleh:
·
Suatu
pergeseran ke arah teknologi (rekayasa). Perdagangan dunia
bertumbuh dua sampai lima kali lebih cepat dalam barang dan jasa serta
pengetahuan seperti perekayasaan dan robot, dibandingkan dalam sumber daya dari
barang dan jasa.
·
Hirarki
yang lebih pendek dan ramping. Lebih banyak kekuatan
pengetahuan yang tersedia bagi banyak orang, dapat mengikis kekuatan-kekuatan
hirarki-hirarki yang besar.
·
Gelombang
dalam jaringan. Pada decade 1980, yang ditandai dengan
pentingnya penggunaan teknologi informasi dan munculnya, E-mail, E-commerce,
internet, dll. Hal ini merupakan bukti nyata jaringan teknologi informasi.
·
Pertumbuhan
yang sangat besar dalam teknologi informasi. Dua puluh tahun
yang lalu, ada 50.000 komputer pribadi terpasang di seluruh dunia, sekarang
50.000 dipasang setiap hari, dan kemudian akan bertambah terus. International Data Corporation melaporkan
bahwa teknologi informasi adalah industry terbesar di dunia.
·
Pergeseran
dalam kemampuan karyawan. Richard Crawford, dalam bukunya In The Era of Human Capital, meramalkan
bahwa dalam 10-15 tahun, hampir semua pertumbuhan kerja akan berada dalam
area-area ekonomi-pengetahuan. Sehingga pengetahuan karyawan tentang teknologi
semakin dibutuhkan.
·
Tidak
ada Negara yang bisa hidup sendiri. Teknologi informasi
menghilangkan batas-batas dan menciptkan suatu pasar global yang berbasiskan
pengetahuan.
Teknologi
Informasi Juga Memberikan Kontribusi Pada Penciptaan Nilai, Dalam Hal Berikut :
1. Merampingkan
bisnis.
Komunikasi data, surat elektronik,
kofrensi elektronik dan database yang mudah digunakan dan bersifat universal
akan memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan terpadu dan juga
control yang lebih efektif terhadap area-area yang terpisah secara geografis.
2. Memberikan respon yang cepat
terhadap kondisi-kondisi pasar yang berubah.
Interaksi yang lebih dekat,
berbasiskan komunikasi, dengan para pelanggan dan pemasok, diikuti dengan
integrasi yang lebih lengkap dari pemasaran dan sistem control produksi, akan
memungkinkan perusahaan untuk menetapkan strategi dan melakukan antisipasi yang
disesuaikan dengan kecenderungan pasar.
3. Memberikan respom yang lebih cepat terhadap
permintaan pelanggan.
Bagaimanapun dengan adanya
teknologi informasi dan proses-proses otomatis lainnya, maka hal itu bisa
memangkas pemborosan waktu seminimal mungkin. Proses pemesanan menjadi lebih
singkat dan akurat. Ini disebabkan oleh birokrasi yang pada masa konvensional
sangat lebar menjadi sangat padat dan fleksibel pada era informasi.
4. Berinovasi secara lebih cepat.
Tim-tim pemasaran, perekayasaan,
dan personel pemanufakturan, yang bekerjasama secara parallel pada rangkaian
file, sehingga akan menghemat waktu. Setiap tahap penyusunan gagasan,
perancangan, pengembangan, dan pemanufakturan produk akan dipercepat melalui
penggunaan komunikasi elektronik dan fasilitas perizinan. Disamping itu,
alat-alat baru yang berbasiskan komputer, seperti stasiun kerja yang
kemampuannya ditingkatkan secara nyata, akan meningkatkan produktivitas para
insinyur dan mengurangi rentang waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
desain-desain baru.
5. Memperluas lini produk.
Semakin mudahnya jalinan komunikasi
data antara unit-unti operasi suatu perusahaan mendorong adanya lini-produk
baru yang menggabungkan kompenen-komponen dari berbagai divisi. Kemampuan ini
akan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk memperkuat lini produk yang ada
atau menambahkan lini produk baru, yang tidak akan mampu dikembangkan dan/atau
ditopang sendiri oleh sebuah unit operasi tunggal.
6. Meningkatkan mutu produk total.
Banyak perusahaan pemanufakturan
menggunakan computer pada proses kontrol. Terutama pada pengukuran secara
statistik, standarisasi, dan penentuan reorder
point dengan penggunaan instrument-instrumen dan alat-alat (tool).
7. Bersaing secara global menuntut
adanya koordinasi antar area yang tersebar secara geografis.
Suatu proyek desain yang dikerjakan
di New York pada sistem on line bisa
dilihat dan dipantau di Jakarta pada saat yang sama, sehingga tidak ada
kelompok area yang menghabiskan waktunya hanya untuk menunggu respon dari
kelompok lain.
Teknologi
Informasi Dapat Meningkatkan Efisien dan Kefektifan Proses Bisnis dengan
sejumlah cara:
·
Menigkatkan
kecepatan. Memendekan waktu yang ada dalam jalur kritis suatu
proses, yang mungkin mempunyai “dampak domino pada proses-proses yang lain,
yang berarti meningkatkan kecepatannya.
·
Penyimpanan
dan pengambilan kembali. Dengan menekan tombol, ini
berarti berkas dan informasi penting lain dapat diambil kembali dengan
kecepatan yang bahkan tidak dapat ditandingi oleh pekerja tercepat.
·
Mengkomunikasikan.
Data dan informasi dapat secara cepat dan terpadu dipindahkan dari satu titik
dalam suatu proses ke titik yang lain dalam berbagai bentuk.
·
Mengontrol
proses dan meningkatkan mutu. Peralatan otomatis
bisa memberikan pengukuran dan kontrol manufacturing yang lebih tepat daripada yang
bisa diberikan oleh manusia.
·
Memantau.
Teknologi dapat menggunakan seperangkat standar sebagai suatu ukuran dari apa
yang sedang dilakukan, masalah-masalah dapat segera dilaporkan, dikoreksi, dan
diuji ulang, dan statistic-statistik yang berkenaan dengan mutu, kinerja,
penggunaan pasokan, dan hasil-hasil juga bisa dipantau.
·
Mendukung
pengambilan keputusan. Data yang diperlukan untuk mengambil
keputusan bisa dikumpulkan dan digunakan untuk membantu staf mengambil
keputusan yang lebih baik atau otomatis.
·
Pembuatan,
manufacturing, dan pelaksanaan pelayanan. Seringkali informasi
penting yang diperlukan terhalang oleh adanya kesalahan manusia (human eror), di lain pihak, teknologi
informasi dapat mempercepat semua fungsi ini.
·
Mendukung
dan mengeliminasi permasalahan yang muncul dalam proses tertentu.
Seringkali otomatisasi akan menurunkan cost sehingga lebih murah daripada
menggunakan tenaga kerja manusia.
·
Salah
satu penghematan cost terbesar melalui teknologi informasi adalah mengurangi
penggunaan kertas sebagai dokumen dasar. Teknologi muncul
dengan cepat sebagai suatu cara untuk menangani pertukaran informas antara
perusahaan, pelanggan, pemasok, dan juga antar departemen internal dalam
perusahaan, dengan menggunakan transmisi elektronik.
Teknologi
Yang Diterapkan Pada PT. Astra Honda Motor
Enterprise
Collaborative System
PT Astra Honda Motor
adalah salah satu perusahaan yang berhasil menerapkan internet working dalam
sistem informasinya. Dengan penerapan database Oracle yang diintegrasikan
dengan sistem, pengaplikasian ERP (enterprise resources planing) dapat
dilakukan. Pada tahun 1995, sistem perusahaan diubah menjadi mulai terintegrasi
dengan penggunaan ERP dan untuk selanjutnya semakin berkembang dari tahun ke
tahun. Manfaat dari ERP adalah terhubungnya perusahaan dengan bagian pemasaran,
sehingga mampu mengetahui jumlah pesanan dan jenis permintaan. Selai itu, ERP
juga menghubungkan perusahaan dengan bagian pemasok, sehingga jumlah barang persediaan
tepat waktu dan tidak menumpuk di gudang. Untuk pengaplikasiaannya, ERP
menggunakan e-mail sebagai medianya.
Dalam hubungan AHM dengan vendor
ternyata masih ada yang dilakukan tanpa online. Dokumen pemesanan (purchasing
order/PO) diberikan setiap kali vendor mengirimkan komponen ke pabrik. PO ini
dilengkapi dengan BCT (Bar Code Text) yang pada saat bersamaan memberi
instruksi untuk pengiriman berikutnya yang harus dipenuhi oleh vendor. Dalam BCT memuat nama vendor, nama suku
cadang jumlah dan jam delivery-nya. Untuk menjaga hubungan komunikasi dengan
vendor AHM masih menggunakan telepon dan faximile dan belum menggunakan
internet (Firdanianty dan Susanto, 2004).
Internal
Business System
Just In Time adalah
suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya,
termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Strategi yang diterapkan disini adalah pengadaan persedian tepat
pada waktunya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan persediaan yang ada
sehingga dapat mengeliminasikan biaya penyimpanan serta sekaligus mengeliminasi
perlindungan atas kesalahan produksi dan ketidakseimbangan yang diberikan oleh
persediaan sehingga dapat mengurangi pemborosan. JIT juga memperhatikan keseluruhan
system produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk
tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan, tidak terlambat
dan tidak terlalu cepat.
PT Astra Honda Motor
telah menggunakan JIT untuk operasi perusahaan sejak tahun 1980. Bayangkan jika
perusahaan otomotif besar seperti PT AHM yang memiliki biaya produksi yang
tinggi, daerah pemasaran yang luas, dan konsumen yang banyak tidak menggunakan
Sistem JIT, maka akan terjadi banyak pemborosan. PT AHM dapat menerapkan Sistem
JIT lebih maksimal karena dibantu dengan adanya perkembangan teknologi
informasi disetiap jalur yang akan melakukan proses perencanaan, produksi,
pemasaran, dan pengawasan. Sasaran implementasi JIT yang dilakukan PT AHM
yaitu:
1. Persediaan
Dengan adanya sistem JIT, AHM telah
berhasil untuk meminimalisasi persediaan yang dimiliki. Kelebihan produksi
tidak akan terjadi karena produksi dilakukan berdasarkan permintaan dari
pembeli atau pemasok bukan berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Produksi yang
dilakukan PT AHM berdasarkan informasi dari bagian pemasaran yang menggunakan
Enterprise Resource Plannning (ERP) sehingga didapatkan data yang tepat
mengenai berapa banyak produk yang akan diproduksi sehingga manajemen operasi
mampu menghindari pemborosan dalam roduksinya. Dengan penerapan JIT, perusahaan
diharapkan mampu melakukan efisiensi dalam bidang produksi dan keuangan.
Pesanan untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan online sedangkan pemesanan
sepeda motor dilakukan melalui faksmili/telepon. Ketika ada pesanan PT AHM akan
memasok bahan baku dari vendor yang dilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan
baku sampai maka akan langsung diproses dan setelah jadi maka akan langsung
dikirimkan ke main dealer. Hal ini terbukti sangat ampuh untuk mengurangi
persediaan atau over produksi.
2. Waktu
Siklus
PT AHM berhasil memangkas
pemrosesan menjadi lebih efisien karena proses produksi dilakukan dalam satu
lot. PT AHM memproduksi 1 unit motor dalam waktu 13 menit. Produksi dilakukan
dengan mesin sehingga tenaga manusia dialihkan untuk mengawasi dan menganalisis
jalannya produksi. Sistem JIT telah memangkas waktu tunggu dan membuat setiap
aliran produk menjadi lebih efisien Waktu menunggu terjadi akibat pengaruh
kecepatan produksi yang ditentukan misalnya oleh kuota produksi suatu mesin.
Maka dengan dukungan teknologi dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan
menimbulkan waktu menunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan
perhitungan yang tepat. Semakin tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan maka
semakin kecil pula waktu menunggu untuk suatu produk mengalami proses
selanjutnya, begitupun sebaliknya. Sehingga pendistribusian barang juga tidak
terlalu lama.
3. Perbaikan
yang berkesinambungan
PT AHM bisa berkembang dengan pesat
karena adanya perbaikan yang berkesinambungan. Kinerja operasional diukur di
tiap-tiap bagian dengan mengaplikasikan Bussines Intelligent, software dari
Cognos. Pengambilan keputusan atas laporan perkembangan yang berasal dari
database akan lebih mudah karena telah terintegrasi dengan sistem yang dimiliki
para pengambil keputusan. Pemantauan terjadinya barang cacat dan sejauh mana
tahapan produksi yang telah dilalui oleh bahan baku akan lebih mudah terpantau
karena setiap bahan baku telah terpasang Bar Code Text. Sistem komputerisasi yang
dimiliki PT AHM akan dapat mendeteksi barang cacat sehingga akan segera
dilakukan perbaikan terhadap penyebab terjadinya barang cacat dan barang cacat
tersebut tidak akan melewati tahapan selanjutnya sehingga tidak ada barang
cacat yang akan melewati tahapan selanjutnya. Adanya produk gagal atau barang
cacat adalah salah satu bentuk pemborosan terbesar yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur. Apabila barang cacat diketahui terlebih dahulu maka
kerugian yang lebih besar dapat dihindari dengan menghentikan produksi dan
menemukan penyebabnya serta mencari solusi yang tepat. Perusahaan akan
mengeluarkan biaya yang sangat besar apabila barang cacat tersebut tidak
terdeteksi selama produksi sehingga sampai ke tangan konsumen dan baru
diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau perusahaan harus menarik/mengganti
produk tersebut sehingga dapat dibayangkan besarnya kerugian yang akan dialami,
belum lagi citra produk kita di mata konsumen akan merosot dan akan menurunkan
permintaan.
4. Penghapusan
pemborosan
Penghaspusan pemborosan dapat
dilakukan karena PT AHM telah memenuhi kondisi sebagai berikut:
·
Produksi tidak menyisakan persediaan
·
Waktu tunggu minimum, bahkan hampir
tidak ada
·
Minimalisasi biaya terhadap barang cacat
·
Beban kerja yang seimbang dan merata
·
Tidak ada interupsi karena kehabisan
persediaan dan kualitas buruk.
Ternyata
tidak selamanya JIT berdapampak positif. Penerapan JIT pada perusahaan
manufaktur juga akan menimbulkan dampak negatif apabila:
a) Pengiriman
bahan baku terlambat sehingga terganggunya proses produksi.
b) Kinerja
manajer dianggap menurun apabila pengambil keputusan tertinggi masih
berorientasi pada Total Quantity Manufacture.
c) Sistem
TI sangat berpengaruh pada sistem keseluruhan produksi mengalami kerusakan atau
di hack.
Management
Knowledge pada AHM
Sebagai pusat
pengembangan manajemen perusahaan, Astra Management Development Institute
(AMDI) berperan dalam mempersiapkan kader-kader pemimpin Astra. Mengusung visi
“To drive Astra towards one of the best talent and knowledge enterprises (Lenoprise)
in Asia Pacific”, penekanan materi pelatihan pada unsur-unsur budaya
perusahaan, kompetensi dasar, manajemen dan kepemimpinan.
Untuk menciptakan
pemimpin yang memiliki daya saing tinggi dalam dunia bisnis yang semakin
kompetitif, dalam melaksanakan program-programnya, AMDI bekerjasama dengan
institusi terbaik di Indonesia dan Asia Pasifik. AMDI juga berperan dalam
System Management dan Knowledge Management.
Setiap tahun AMDI
menjadi tuan rumah InnovAstra. Acara ini merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses peningkatan budaya kerja perusahaan dan Astra. Kegiatan ini melibatkan
semua tingkatan karyawan. Sebagai hasilnya, InnovAstra berhasil meningkatkan
kompetensi karyawan, rasa kebanggaan dan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap
perusahaan (sense of belonging) yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada
peningkatan standar produksi dan pelayanan Astra.
Selain itu, PT Astra
Graphia Tbk (Astragraphia) merupakan anak perusahaan Astra dengan kepemilikan
sebesar 76,9% yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Astragraphia
menawarkan solusi bisnis berbasis Document, Information, & Communication
Technology (DICT). Solusi dokumen dijalankan langsung oleh Astragraphia sebagai
distributor eksklusif dari Fuji Xerox. Solusi ICT dijalankan oleh anak
perusahaannya, yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang
menjalin kerja sama dengan SAP, Oracle, HP, IBM, Microsoft, dan Cisco.
Selanjutnya, solusi
mobile banking dijalankan oleh PT AGIT Monitise Indonesia, yang merupakan
perusahaan patungan dari AGIT yang bermitra dengan Monitise Asia Pacific.
Astragraphia mempunyai 24 kantor cabang dan 79 depo layanan di Indonesia.
Electronic
Commerce System
Untuk melakukan
pemesanan ketersediaan suku cadang dilakukan dengan cara log in dengan user ID lewat
PC (personal computer) dengan Password
yang sudah diberikan. Penggunaan internet ternyata hanya untuk pemesanan suku
cadang saja belum kepada pemesanan unit motor yang hingga saat ini masih
menggunakan cara manual melalui faksimile atau telepon.
Untuk pemasaran yang
berbasis web AHM sudah memiliki situs resmi untuk promosi dan penjualan.
E-commerce system yang diterapkan oleh AHM ditujukan sebagai media promosi
untuk menginformasikan produk dan juga keberadaan perusahaan kepada konsumen
luas. Situs yang dimiliki oleh AHM beralamat di www.astra-honda.com
Situs AHM berisi sejarah
perusahaan, visi dan misi perusahaan, bentuk layanan pembelian (syarat, cara
memperoleh produk), model produk motor yang dihasilkan, spesifikasi
masing-masing motor (keunggulan produk), informasi lokasi dealer/cabang
dealer, lokasi layanan service purna
jual.
Menurut AHM teknologi
informasi bisa menjadi solusi untuk dapat beradaptasi dalam lingkungan bisnis
yang dinamis. Value atau nilai yang diciptakan dengan menggunakan teknologi
informasi yang dirasakan oleh AHM terutama kaitannya dengan masalah efisiensi.
Nilai investasi kebutuhan teknologi informasi AHM mencapai US$ 1-2 juta/tahun.
Kebutuhan teknologi informasi dengan dana yang besar di AHM karena terkait dengan
banyaknya jumlah pengambil keputusan dan tersebar di banyak lokasi. Disinilah
peran teknologi informasi untuk menciptakan sinergi dalam perusahaan. Sistem
yang dikembangkan di AHM merupakan piranti yang dianggap tepat dan mendukung
operasional pabrik dan bisnis (Firdanianty dan Susanto, 2004).
Sistem
Injeksi Ramah Lingkungan Pertama Di Indonesia
Sejak tahun
2005 hingga saat ini, Astra Honda Motor sebagai pelopor produk berteknologi
injeksi ramah lingkungan, telah memberikan beragam pilihan kepada Anda melalui
berbagai varian produk. Kini teknologi PGM-FI telah hadir pada varian Supra X
125 Helm in PGM-FI dan Spacy Helm in PGM-FI. Saatnya semua orang bisa turut
berpartisipasi menciptakan Indonesia yang lebih baik bersama Honda PGM-FI.
Penambahan
Lini Motor Sport
Selain
motor Honda yang bersistem injeksi, kini motor Honda mengeluarkan motor sport
bagi kalangan penggemar motr-motor sport. Ini sebagai bagian dari strategi
bersaing dalam bidang teknologi selain mereka menciptkan motor-motor bebek dan
matic. Kini Honda berusaha untuk selalu mengeluarkan invoasi terbaru sesuai
dengan permintaan pasar.
Kesimpulan :
Untuk tetap mempunyai keunggulan perusahaan lain, maka perusahaan honda harus selalu mempunyai nilai lebih dibanding dengan perusahaan yang lain dengan menjadi pelopor dalam hal-hal baru yang belum pernah dilakukan oleh perusahaan lain, seperti membuat produk baru, mencari pangsa pasar, mengembangkan metode-metode manajemen baru, mencari sinergi-sinergi baru, dan lain sebagainya. Hal ini untuk menghindari keusangan teknologi pada honda. melalui sistem informasi yang canggih akan membuka pintu bagi manajemen untuk berinovasi seluas-luasnya dalam menciptakan berbagai macam strategi untuk membangun keunggulan daya saing perusahaan.
Sumber:
http://cls.maranatha.edu/khusus/ojs/index.php/jurnal-akuntansi/article/view/5/pdf